Pengendalian
mutu dalam proyek pembangunan
“Mutu adalah sifat dan karakterisk
produk atau jasa yang membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau pemakai
(customers).”
Manajemen
mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip manajemen, yang dapat diterapkan
pada puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman bagi organisasi dalam
mengembangkan kinerja organisasi. Beberapa prinsip tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Fokus pada keinginan konsumen (customer
focus)
Suatu perusahaan dapat menjaga dan mengembangkan
konsumennya, bilamana perusahaan dapat mengerti dan memahami tuntutan dan
kebutuhan konsumen saat ini dan mendatang, sehingga berusaha memenuhi kebutuhan
dan mencoba memenuhi ekspetasi konsumen adalah kuncinya.
2.
Kepemimpinan
(Leadership)
Para pemimpin dalam setiap unit
dalam suatu organisasi perusahaan (penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan
diarahkan untuk mengembangkan budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan
dan memelihara budaya kualitas dalam setiap lingkungan internal yang dipimpinnya,
mendorong setiap anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan yakni
pencapaian target kualitas/mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai
mutu/kualitas pekerjaan konstruksi.
- Pengembangan
Individu (Involvement of people)
Setiap
individu baik karyawan maupun pemimpin pada setiap level perusahaan jasa
konstruksi harus memahami budaya manajemen kualitas. Setiap individu harus
berusaha mengembangkan segala kemampuan dan kemungkinan yang dapat digunakan
bagi keuntungan perusahaan.
4. Pendekatan proses (Process
approach)
Hasil yang buruk dapat dikurangi bila setiap aktivitas dan
kebutuhan sumber daya (manusia, material/bahan/alat, waktu) dikelola dalam
suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.
5. Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System
approach to management)
Suatu organisasi perusahaan dapat efektif dan efisien dalam
mengembangkan target dan tujuan mutu/kualitas yang merupakan kontribusi dari
tahap identifikasi, pemahaman dan pengelolaan semua proses yang saling terkait
sebagai suatu sistem.
6. Terus Berkembang (Continual
improvement)
Salah satu target tujuan kualitas/mutu secara permanen dari
suatu organisasi adalah terus mengembangkan kinerja pencampaian mutu semua
aktivitasnya.
7. Perumusan Keputusan Berdasarkan
Pendekatan Fakta (Factual approach to decision making)
Keputusan-keputusan yang efektif adalah beranjak dari dari
analisis data dan informasi yang benar.
8. Membangun Hubungan yang Saling
Menguntungkan dengan Suplier (Mutually beneficial supplier relationships)
Sejak hubungan antara suatu perusahaan (penyedia jasa
konstruksi) dan supliernya adalah interdependent, maka perlu
dikembangkan hubungan yang saling menguntungkan diantara keduanya untuk
memungkinkan pengembangan meningkatkan value keduanya.
8
(delapan) prinsip dasar ini berbasis pada Quality Management System (QMS)
standard dalam ISO.
Pengelolaan
mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek
pada pekerjaan pertama tanpa adanya pengulangan (to do right things right the
first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis. Pengelolaan mutu proyek
konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang
antara lain adalah sebagai berikut:
- Meletakan
dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
- Memberikan
keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan jadwal
- Membuat
program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/QC)
- Implementasi
Program QA/QC.
Gambar
1 memperlihatkan hubungan dan pembentukan program QA perusahaan, program QA
Proyek, dan QC proyek yang merupakan unsur-unsur pengelolaan mutu proyek.
Sumber : Soeharto Iman, “Manajemen
Proyek: Dari Konseptual sampai Operasional”, Editor Yati Sumiharti, Cet.3
Jakarta Erlangga, 1997.
Gambar 1. Program QA/QC Proyek
Perlu
juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek
dinyatakan selesai. Pada priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi
pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada masing-masing bidang/unit
sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk
menjaga kualitas/mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari
segi mutu. Atau dengan kata lain harus selalu berorientasi kepada mutu.
Penjaminan
mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk
memberikan keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat
beroperasi secara memuaskan. Sedangkan pengendalian mutu (QC) adalah bagian
dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk mengendalikan
mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang
telah ditentukan.
Jadi
Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan,
pengukuran dan pemeriksaan apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan
kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria yang digariskan.
Dalam konstruksi kriteria ini berupa SNI, maupun standar internasional yang
berlaku untuk setiap bahan dan pekerjaan konstruksi, misalnya acuan-acuan dalam
pelaksanaan konstruksi meliputi sebagai berikut:
NI-2
Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) 1997.
NI-3
Peraturan umum untuk Bahan Bangunan Indonesia
NI-5
Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI)
NI-8
Semen Potland
SNI
03-1750-1990 Mutu dan
Cara Uji Agregat Beton.
SNI
15-2049-1990 Mutu dan
Cara Uji Semen Portland.
SNI
03-2052-1990 Baja Tulangan
Beton.
SNI
03-6861.1-2002 Spesifikasi air
sebagai Bahan Bangunan.
SNI
03-6883-2002 Spesifikasi
Toleransi untuk Konstruksi dan Bahan Beton.
Inspeksi
dan pengetesan dilakukan secara konfrehensif, dan dalam konteks ini dimaksudkan
dengan inspeksi adalah mengkaji karakteristik obyek dalam aspek mutu, dalam
hubungannya dengan suatu standar yang ditentukan, misalnya standar SNI diatas.
Dengan tahapan sebagai berikut:
No comments:
Post a Comment